Thursday, September 15, 2011

Anwar Jaya Makmur Sentosa Abadi: Bercumbu (bersih, cukup makmur karena berdedikasi dalam usaha)

Hei Ho gak usah sirik ya dengan tagline atau selogan gw yang berlebihan dan nyaris bikin muntah ha..ha.., gw akan ceritakan duduk permasalahnnya, ini nekad gw lakukan karena gw terinspirasi sama nama dan tagline sebuah kota yang kadang geli2 sensasi pada saat bacanya. Geli karena singkatan atau akronim yang dipilih suka ajaib hiperbolis aja didengarnya dan akronimnya sarat paksaan.

Tau kah anda betapa pentingnya tagline atau sapaan dan sejenisnya karena hal ini akan mengingat kita akan sesuatu hal atau minimal siapa dia, kongkretnya liat aja setiap pemilu banyak slogan-slogan heboh, atau dengerin aja deh kalau ada yang bilang “Jamaaaaaaaahhhhhhh” pasti udah terlintas dibenak kita seorang ustadz, hmmmmmmm ustadz (ngangguk2 menggernyitkan dahi)… tp no worry gw arah pembicaraan kita gak kearah sana he..he.. Alkhamdulillah ya terhindar dari fitnah, sesuatu bgt gak sih… (ala Syahrini)

Sadarkah kawan sohib gaul kalau setiap tempat atau kota di Indonesia punya slogan, atau tagline kebanggaan, seperti
Bogor tegar beriman aka tertib, segar, bersih, indah, mandiri, aman, dan nyaman,
Bandung Berhiber alias bersi hijau berbunga dan sekarang berganti menjadi bermartabat yaitu bersih, makmur, taat bermartabat, (tau lagi gw kl pernah berganti he..eh…)
Semarang kota ATLAS tak lain singkatan dari Aman Tertib Lancar Asri dan Sehat),
Cianjur Bersemi akronim dari bersih-sehat-memikat,
Cirebon Berintan tak lain tak bukan Bersih Indah tertib Aman, dan
Jogja berhati nyaman alias bersih, sehat, indah, nyaman

Semua singkatan atau akronim itu jadi semacam doa supaya kota itu terwujud seperti itu adanya namun jangan ditanya wujud aslinya. Kenapa aslinya? Baguuuussss dong..

Sebut saja gw seorang pemuda nyaris tampan yang tumbuh besar, berkembang di sebuah negere bernama Indramayu dusun Karangampel. Sejarah hidup gw begitu penuh dengan hal2 berbau Indramayu, gimana tidak, lahir, masa kanak2, sekolah, sampe menginjak remaja gw masih bercokol di ni tempat.
Seperti halnya kota lainnya Indramayupun punya Slogan yang gak kalah ciamik. Indramayu Remaja aka Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera. Namun jauh bernostalgia jaman SD Slogan itu tak terdengar seciamik itu bahkan lebih ajaib. Yaitu Tibmantra aka tertib aman sejahtera.

Dan hal ini pernah mengecoh ujian ahir gw beserta temen sekelas gw yang lain karena sebab slogan masuk kedalam soal ujian ahir SD. (gw gak ngerti kurikulum macam apa yang diterapkan kala itu, pertanyaan mendasar abad ini, “penting ya untuk hidup gw ampe gw kudu ngapalin tagline suatu tempat?”

“Bagaimanakah cara mengamalkan dan menerapkan Tibmantra dikehidupan sehari-hari?” begitulah kurang lebih tuh soal berbunyi

Tibmantra sebuah akronim yang asing bagi gw bocah yang berkeseharian main di kali mandi di Empang dan ngerusak tanaman padi orang (sejenis Wereng kali ah merusak padi). Ditambahlagi rujukan bacaan gw yang nyaris langka, bukan karena distribusi buku yang mandek tapi karena ibu2 doyan bgt ngiloin buku anaknya ke tukang sayur, yaaaa sisi positifnya tu buku akan kembali lagi sih kl nyokap beli sayur, bedanya cuma sekarng perlembar aja ditambah noda2 terasi dan sejenisnya. Hari- hari bacaan gw adalah komik wirosableng dan sejenisnya Gak heran kalau saat itu, saat membaca soal ujian, pikiran gw langsung menerawang ke pendekar dalam dunia persilatan, ditambah nuansa mantra yang tersebut dalam akronim itu, maka bisa ditebak arah jawaban gw.

Jawaban gw akan pertanyaan itu adalah< jeng jeng> ala kuis super deal

“untuk mengamalkan tibmantra dalam kehidupan sehari2 adalah dengan cara mempelajari mantera-mantera yang ada dan berguru terus ke perguruan2 dari dusun yang lainnya supaya mantra kita semakin lengkap dan semua menjadi sakti mandra guna”

Masuk akal gak? Masuk banget…

PEsan Moral: pendidikan usia dini itu penting
PEsan tak bermoral: Siallllllllllll kenapa gw harus mempelajari hal2 yang agak kurang penting bagi minat bakat dan martabat gw…. #Salah kurikulum lebih sial daripada salah kostum

Siapakah menteri dalam negeri kabinet pembangunan II? (Rudini) OOoOO god gak bisa lupa…

Thursday, May 19, 2011

Pendekar, Sang Kesatria dimadangkara

Betapa terkejut dan kagetnya gw akan hal yang baru saja gw dapati seraya menyadari betapa pengetahuan gw sempit dan kegaulan gw dipertanyakan khalayak.

Rabu Wage sore hari gw balik kantor dengan biasanya. Sehabis Jam kantor, seperti biasa gw mangkal di basement menunggu tebengan. Karena kebetulan kos gw dilewati semua penghuni kantor jadi gw bisa dengan egoisnya memilih tumpangan.

Hari itu gw menumpang dengan jumawa sebuah mobil terbilang mewah dengan interior terawat dengan sempurna milik salah satu rekan kerja. Semua lancar semua biasa, sampai pada satu masa ada sebuah billboard ucapan SELAMAT atas terpilihnya ibu wali kota, tidak ada yang janggal sih dengan ucapan selamatnya tapi dari siapanya itu yang bikin gw tersenyum dan menyesali diri betapa pengetahuan gw tidak seluas samudera. Ucapan selamat yang dipasang di billboard ukuran huge itu tertanda PENDEKAR BANTEN, ya betul pendekar, sekali lagi pendekar..kar..kar..kar (echo effect)

Gw udah jarang mendengarkan kata pendekar wahai kisanak. Yang bikin gw senyum2 geli sensasi mungkin karena konsep pendekar itu sendiri. Yang ada dipikiran gw pendekar adalah semacam Brama kumbara sang kesatria dimadangkara, atau Sibuta dari goa hantu, atau lasmini atau mantili atau Melinda Dee (yang terahir bukan deng doi tohoh masakini yang konon punya keberanian besaaaarrr dan semangat hidup tingggi serta prestasi yang menonjol).
Dengan kostum yang serba nyentrik dengan balutan kain menjulai berkibar, (pokoknya serba jaman jaman Majapahit) dan tak lupa menenteng kemana-mana senjata andalan berupa pedang atau gadah atau tombak.

Lalu lo boleh bayangkan tentang bagaimana para pendekar itu yang sekarang sudah punya perkumpulan atau asosiasi berbadan hukum, berkehidupan hari-hari tentang pergi ke Careffour atau nyalon pedicure manicure, ttg betapa takjubnya gw ttg mereka yg lalu datang ke print press untuk bikin sepanduk ucapan selamat. Lalu mereka jg mempunyai pergaulan yang mumpuni terbukti dengan akses pertemanan ke pajabat dan kalangan sohor lain. Gila ya canggih…

Gw jadi berfikir untuk membadan-hukum-kan perkumpulan qosidah gw, biar bisa terus produktif bikin album baru walau cuma featuring bareng ama ibu2 jemaah ashar majlis ta’lim.

Wednesday, March 23, 2011

Norak sama dengan ajaib

Kenorakan tingkat akut dewasa ini melanda diri gw, sebentar kayaknya norak bawaan lahir deh he..he., but anyway ada kenorakan yang super aneh, gak tau sebab musababnya apa (mungkin memang bener ini bawaan lahir, born to be norak), diantaranya ya ini yang sempet dan bisa gw ekspos:

Suatu siang di bilangan BSD tepat di depan komplek LES BELLES MAISONS (baca Le'Bel Moisong, bener gak ya?) terbresitlah gw untuk naik angkot, semua wajar semua lumrah sampai pada giliran gw turun angkot. gw menjulurkan tangan menyerahkan sejumput uang pecaha 10rb an, siabang bertanya,

Abang Angkot: "Dari mana mas?"
Gw: (dengan mimik tidak suka dengan kekepoan siabang gw menjawab, walau gak beralasan jg kenapa gw mesti gak suka) "Le'Bel Moisong Bang"
Abang angkot: "Apa?" (menggernyitkan dahi)
Gw: "Le'Bel Moisong Bang"
Abang Angkot: "Apa?" sambil melongkokkan badannya lebih deket ke arah congor gw, seolah tak percaya apa yang gw katakan, dan terdengar asing sepanjang dia hidup dan bolak balik 2 kali sehari di trayek ini baru kali ini dengar nama tempat yang lebih mirip lokalisasi bencong mangkal.
Gw: Les beles bang Les beles (hopeless)
Abang Angkot: "Ooooo...oooo" langsung paham dan sedikit bete ma gw, sambil sayup2 terdengar menggerundal sambil sibuk mengembalikan kembalian bayaran gw...

dalam kasus ini sepenuhnya memang gw akui gw norak... (ok close case)


Disebuah stasiun kereta cepat di bilangan negara tetangga, menunggu MRT di stasiun sudah menjadi hasrat dan kebiasaan selayaknya menunggu KRL di stasiun depok baru, gw berinisiatif menengok datangnya armada kereta dengan melongokkan kepala gw kearah trek kereta, detik berikutnya terdengar

"Attention please.... bala..bla..bla..." yang kalau diterjemahkan "Woi Nyong ngapain lo ngelongok2 disono? kurang kerjaan pisan ya bocah, kesrempet kereta rasa lo!, lo pan dibilangin jangan lewat garis kuning, itu garis batas bahaya tong!"

Announcement berbahasa inggris di susul dengan bahasa china dan ditutup dengan bahas Melayu. Gw bingung kenapa semua orang mendadak menatap gw dengan seksama dan tatapan yang penuh makna murka, gw sadar ternyata atas dasar kenorakan gw untuk berinisiatif itulah announcement itu berbunyi. noraaaaaaaaaaakkkk (Ok baik tapi ini kan type norak gak sadar, kalau gw boleh ngebela diri)


Kenorakan yang pernah gw alami jamannya kuliah jg lumayan aneh, mengingat pada masa itu group Band Nidji lagi mulai tenar dan lagunya banyak diperdengungkan orang banyak, tibalah giliran gw di JHCC disebuah acara pemilihan abang dan none jakarta, mengingat temen gw salah satu finalisnya (berharap gw finalisnya tp apalacur bagai pungguk datang bulan) gw beserta gerombolan metal mensuport temen gw dengan cara yang kurang elegan teriak2 gak jelas dan membunyikan alat musik seadanya (tatanan wajar sih, mengingat semua superter seperti itu) di ahir acara tatakala semua pengunjung keluar ruangan tiba2 semua temen gw berebut posisi untuk diabadikan gambarnya di luar panggung dengan segerombolan anak muda ibukota nampak seperti anak band, yaaa gw pikir ini adalah bentuk solideritas antar supporter maka gw jg turut ambil bagian untuk foto heboh dengan gerombolan orang itu, lalu setelah kita bubar dengan tos dan salam ala anak music, dalam hati gw jadi bertanya siapakah mereka, dengan malu2 gw tanya "siapa dia?" semua orang serentak menjawab "NIdjiiiiiiiiiii" gw berasa kecil, bodoh dan polos, karena dengan jawaban itu yang sebagian orang langsung tau gw masih ingin bertanya, "Siapa Nidji?" gw di amuk masa digebukin dan di asingkan ke rengas dengklok.


(pembelaan, kan gw belum banyak baca tabloid gaul dan main twitter pada saat itu, walau memang twitter jg belum happening... Friendster lagi berjaya kala itu)

Disebuah rumahmakan bergaya ala jepang dengan menyediakan makanan jepang, gw memesan sebuah nama masakan yang bagi gw semua terdengar asing dan asin, tersebutlah di form order beberapa nama yang langsung gw order, apalah itunamanya gw pesan, kenorakan bukan pada bagaimana memesan tapi bagaimana memakan.
makanan jepang yang terlampau detil dan banyak tatacara penyajiannya membuat gw kudu bawa perimbon makan makanan jepang setiap saat, karena banyak aturan seperti ini dicelup anu lalu di colek itu kemudian di gulung dangan apa yang kemudian ditaburi anu dan baru dimakan, sementara kebiasaan gw makan nasi uduk yang tinggal lep!, tinggal Lep! ini merupakan PR besar dalam sejarak konsumsi dan teknologi pangan hidup gw.
makanan yang gw pesan berdasarkan gambar itu ahirnya muncul jg, semua banyak dengan porsi kecil dan tampak seperti mainan, kebingungan melanda jiwa sanubari gw, tentang mana yang harus dimakan dulu, dan apa yang harus gw taburkan atau yang mana yang harus di colek. berdasarkan insting sotoy gw, gw coba coba dan berexperimen. yaaaa awalnya lancar jaya, terasa enak dimulut dan mudah dikonsumsi, berikutnya ada yang gw gigit bleweran, dan salah celup dengan pasta berwarna ijo muda yang gw pikir adalah sari alpukat, yes it's wasabi lidah gw terbakar tenggorokan gw ngilu karena terlampau colek nafsu dengan wasabi.
gw bercucuran airmata, gw minum semua ocha yang ada, bahkan minta nambah dan nambah.... muka gw masih merah, ideng meler sesenggrukan, si pelayang ikut empati dengan bilang "gak papa mas semua akan berlalu seiring berjalannya waktu" gw tarik napas ambil sendal dan pulang ngeloyooooooorrrrr

itulah kenorakan gw yang ajaib, lain waktu gw share jg keajaiban dunia norak gw yang lainnya see yaaaa

Tuesday, March 22, 2011

Lil’ Kyutil, kecil kurang menarik dan cenderung dihina tetapi spektakuler

Hi perkenalkan nama gw Kyutil, berhubung postur gw yang mungil maka temen2 menyebut gw Lil’ Kyutil

Pertanyaan terbesar dalam hidup gw yang sangat mendasar dan selalu berkecamuk adalah kenapa hidup gw begitu hina sehingga semua orang cenderung ogah gw dekati, malas berteman dan menjauhi gw, sejujurnya gw hanyalah mahluk kecil yang imut dan gak mengganggu secara signifikan, walau dalam posisi tertentu memang gw agak mengganggu jg sih. Gw akui

Kyutil, sebuah nama yang dilebel orang2 kepada gw, terlampau menyudutkan dan cynical kalau gw pikir2 dan image gw sebagai mahluk ciptaan sang kuasa menjadi agak terpinggirkan tatkala orang belum-belum sudah menggernyitkan dahi mendengar nama kyutil, tapi gimanapun jg gw masih bersyukur karena gw gak diberi nama Cyanteng sejenis mahluk yang gak bisa lepas dari jempol kaki, gw masih sedikit bermartabat krn gw kadang masih memilih hinggap diarea mana yang gw suka dan gak pernah dimaki2 seperti yang dialami Cyanteng. But any way itulah gw tercipta sebagai pelengkap penderita, sebagai objek pendulang uang para dokter dan yang paling penting bagi gw, dan kadang gw jadi merasa sebagai mahluk yang sedikit berguna adalah gw imut dan tak pernah putus asa untuk mengandeng siapa saja yang layak gandeng, jangan salah loh dalam riwayat perkutilan dan sejarah turun temurun dinasti kyutil banyak pejabat dan artis serta orang beken yang sempet menggandeng kyutil, dan demi kebaikan bersama serta menjaga emage maka nama pejabat dan kalangan artis tidak akan gw sebutkan disini (kerahasiaan Client terjamin, O clinic kali ah….)

Kecil gak berguna, cenderung merepotkan dan bahan olok2.

Mungkin itu tadi adalah curhatan sebuah kutil bila dilihat dari sisi social kekutilan yang berkembang dimasyarakat perkutilan. Tapi ditinjau dari gw yang baru saja mengalami peristiwa traumatis nan besar dan cukup merubah pandangan hidup gw akan masa depan dan akan eksistensi sebuah kutil, yaitu peristiwa masuknya gw ke ruang UGD untuk sebuah proses operasi yang menelan biaya yang tidak sedikit, sudah wajarlah kalau gw harus trauma, traumatis karena mengidap penyakit kutil.

Kemaren sore tepatnya maret 2011, disebuah rumahsakit daerah di tangerang gw dioperasi, opearasi yang berjalan lancar2 kagok ini ahirnya berhasil juga, operasi pengangkatan kyutil yang kebetulan menempel di bagian tubuh gw.

Awal kisah kepemilikan kutil gw tidaklah istimewa mengingat kutil datang tak dijemput dan pulang menguras uang (baca, operasi mahal nek),

Pagi nancerah bangunlah gw dari tidur harian gw namun pagi itu ada yang janggal, tangan sebelah kiri Nampak sesosok benjolan kecil, ya seperti tonjolan kulit mati aka kapal namun bentuknya agak pop up dikit dialah kyuuuutil, gw panik dan hawatir karena berdasarkan pengetahuan gw yang tidak luas dan cenderung kabur akan perkutilan, kutil adalah awal kehancuran karir model gw. Gw khawatir kalau kutil akan berubah dan menguasai jiwa gw lalu gw akan tidak bisa mengontrol tubuh gw, dan kutillah yang akanmenguasai hidup gw, temen2 gw, dan keluarga gw (terinspirasi dr Man In Black, hmmm relevan gak ya? Wha’ eva’)

Kehawatiran jg akan menjalarnya kutil atau bahkan pindahnya lokasi kutil atau beranak pinangnya kutil di tempat yang lebih strategi seperti di muka dan menjangkit di otak yang mengakibatkan kutil susah diangkat. Gw sedih dan galau. Termenunglah gw di toilet pagi itu, berfikir akan apakah yang harus gw perbuat dengan kepemilikan kutil ini. Perasaan takut dan malu di cap sebagai mahluk pemilik kutil dalam masarakat madani ini, pun gw berasa hina dina durjana, tak terasa gw meneteskan air mata, (FYI gw gak tau saat itu gw terbawa emosi akan terawangan masa depan gw dg kutil ditangan atau memang efek makan jambu biji kebanyakan tepat semalam sebelum ritual renungan closet dipagi hari itu).


Inisiatif singkat menyarankan gw ngegopeknya dikit demi sedikit namun kutil terlalu erat mencengkeram tangan gw, tentu hal ini malah bikin kutil terstimulus untuk tumbuh besar ditambah lagi kayaknya kutil gw dalam masa pertumbuhan karena hari demi hari begitu cepat doi tumbuh. Kudatang ke apotik untuk beli obat sebuah merek yang cukup terkenal dan iklan yang lumayan mumpuni, harapan terbesar akan obat itu bisa menghilangkan kutil dari muka bumi ini. Namun apalacur (kosakata baru, nemu dimonolognya Insert investigasi) kutil terlalu superpower sehingga obat itu hanya mengikis topingnya si kyutil, gw pesimis dan dirundung sedih bermuram durja.

Pengetahuan masa kecil akan obat2 tradisional herbal menggugah gairah gw kembali tatkala teringat kutil dibalas getah kayu turi akan lenyap dengan segera. (jangan paksa gw untuk menjelaskan apa itu kayu turi, pokoknya nama salah satu pohon gitu deh) Pertanyaan berkecamuk dalam dada gw dimanakah gw menemukan pohon turi di Capital J, atau Down Town BSD ini.

Doa gw bak doa orang teraniyaya, dalam sekejap pandang gw menemukan sebuah pohon turi, saat gw sedang melakukan lawatan disebuah tempat terpelosok. Hati gw berbunga2 dan jiwa gw bergelora segera gw minta sang pemilik untuk berbagi sebagian batang pohon turi itu. Gw bakar dan gw olesi getah turi d kutil itu, sekejap kutil menyusut namun berhubung getahnya gak sebanyak getah karet jadi kutil belum lanyap sempurna tp kayu sudah habis, ahirnya kutil kembali tumbuh gw panik kembali. Gw konsultasi ke banyak orang dari ahli telematika sampai ahli ramal muka. Semua menyarankan hal yang sama yaitu operasi kecil.

Gw masih jiper untuk operasi, gak kebayang alat2 yang mengerikan itu, dokter2 yang seolah tak berperikekutilan dan suster2 yang seperti ninja siap membasmi kutil yg menghadang. Namun atas dorongan social yang begitu besar dan dukungan dari keluarga serta lindungan dari Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi, LPKS, maka gw memutuskan untuk mengoperasi ini.

Hampir bisa ditebak hubungan bilateral antara gw denga kutil sekarang sudah tidak ada, hanya bekas dan jahitan dengan pola tusuk jelujur yang membekas ditangan gw, semoga arwah sang kutil diterima disisi teman temannya (mengingat kutil ditaroh di rak lab RS berjejer dengan kutil2 yang lain, gak usah dibayangin sumpah Geli) dan semoga kerjasama parasitisme ini tidak terulang dikemudian hari, lalu karir model gw semakin menanjak dan gw hidup bahagian sepanjang hayat, TAMAT

Monday, January 17, 2011

RPM, body pump lalu Yoga adalah paduan sempurna untuk mengunci semua sendi

Setelah sekian lama berita digempur ama berita talak dua Teh Ninih dan Aa Gym, sudah saatnya gw angkat bicara, ngarang jaya gw udah berasa kayak kuasa hukum atau juru bicaranya AA aja, dari pada angkat bicara mending angkat barbell atau angkat anak yatim aja biar lebih berguna hidup lo dan bisa angkat derajat dan martabat lo jg…. Ok baik ngaco, berbicara soal angkat mengangkat inilah cerita seputar kali pertama gw angkat barbell.

Gw mau cerita seputar hari2 ngegym gw yang penuh dengan siksa durjana ini.
Awalnya kenapa gw pilih ngegym tidak lain tidak bukan ini karena hasrat untuk menaikkan barat badan barang sekilo dua kilo biar badan terlihat berisi dan tampak lebih ciamik. Gw pikir kalo ngegym tuh gak tersiksa, gw pikir ngegym tuh asik, dan gw pikir juga ngegym itu keren, tapi setelah sekian minggu gw jalani gw hanya menemukan badan gw pegel2 dan otot gw kaku. Curiga treatment yang gw ambil salah nih, ini treatment untuk jadi kaya Lisa Rumbewas kali atau mungkin bahkan ini adalah kelas untuk ibu2 hamil secara pake acara tahan... dorong..tahan..dorong….

Cerita bermula tatkala cahaya senja mulai merona merah menandakan sore hari tiba lalu bergegaslah sang gw pemuda yang tentu saja dengan ketampanan dan gaya paripurna untuk menimba ilmu per-gym-an disebuah gym centre di bilangan BSD City. Dengan semangat berkobar, muka berbinar gw memasuki kelas pertama, yaitu kelas RPM

Dari luaran terlihat gampang hanya menggoes sepeda, anak 3 tahun jg pasti bisa, gw beranikan diri untuk joint the class, pilih sepeda yang paling menarik (walau gak mungkin dipilih lah wong sama satu sama lainnya) gw stel tinggi jok dan pedalnya supaya sesuai dengan postur tubuh gw yang sekaliber Irvan Bachdim ini, kelaspun dimulai dengan berdoa lalu dimulai dengan goesan pertama. Dalam hati “gampil ini mah….. kenapa semua orang pada ogah masuk kelas ini, toh ini kan sepeda palsu lo geber jg gak bakalan tabrakan,” goesan demi goesan terlaksana, instruktur mulai memacu semangat dengan teriak2 membahana, semua menggoes dengan semangat ‘45 kecuali gw yang masih terbuai dengan goesan alakadarnya sambil bersenandung,

“kring..kring naik sepeda.. sepedaku roda tiga..kudapat dari ayah karena rajin bekerja”.

Lamunanku tersentak buyar tatkala sang instruktur mengomandokan goesan gw kudu dipercepat, merasa terpacu mengingat gw jg punya pengalaman magang menjadi kang becak, maka gw pun setuju dg instruksi sang instruktur. gw goes barang 20 putaran paha gw mengencang napas mulai ngos ngosan, ditambahlagi instruktur minta sepeda dikunci kearah ++ yang berakibat sepeda sangat alot untuk digenjot, gw meringis tak kuasa, memaksakan barang beberapa goesan lagi tp gw tak mampu dengkul gw bergetar hebat, keringat bercucuran bak guyuran hujan orografis di bogor, ingin rasanya gw menyudahi kelas dg acting kalau gw ditelepon mamah minta pulsa, tapi gw lupa kalau HP gw taroh di locker, gw cari akal untuk bisa keluar dari kelas penyiksaan ini, gw mau sok sok rante sepeda mocel aka lepas, jadi gw kudu ke bengkel untuk benerin sepeda gw… tp setelah gw perhatikan gak ada rantenya nih sepeda….. duuuhhh gw makin bingung sementara paha dan kaki sudah mati rasa, sesaat teringat dg lagunya Dewi Sandra “mati rasa” sambil sedikit empati ama apa yang dirasakan teh Ninih, mati rasa.

Gw sibuk memikirkan cara sampai detik berjalan menit berlalu dan ahirnya kelas diahiri tepat di menit ke 60, bagaikan menemukan air di tengah gurun, bagaikan menemukan dompet berisi uang jutaan rupiah ditengah utang kartu kredit (curhaaaaaattttttttt) ha..ha… gw pun ngeloyor dengan segera bahkan gw gak menghiraukan sang instruktur yang menyapa “How was the class?” gw cuma senyum penyesalan dan bergumam “yeaaaaahh its perfectly make me dying” ngeloyor menjauh….

Kelas berikutnya ada kelas body pump,
Gw berfikiran cool jg nih ikut kelas ini, badan gw akan segera terbentuk, gw akan menyudahi kepemilikan body shape type trapesium ini dan segera berganti menjadi atletis dan ciamik, segera terbayang gw akan jadi finalis L-man dan Mr.Internasional, membayangkan itu semua gw langsung tanpa berfikir panjang gw masuk ke kelas mengambil beberapa property yang disyaratkan instruktur, gw pun ambil posisi yang paling center. Kelas dimulai dengan angkat angkat, berdiri tiduran semuanya serba ngangkat2, gw ngerasa gila kelas ini mudah bgt segini aja toh… sampe gw sadar kalau beban yang gw angkat itu cuma 2.5 kg, gw tengok emak2 paruh baya ternyata mampu mengangkat lebih berat dari gw, adrenalin gw terpicu, jiwa muda gw panas membara, gw ambil beban lebih berat 3 kali lipat dari ibu tadi, gw ikutin pola instruktur dg sekuat tenaga, tangan bergetar sempurna, aku menyesal ternyata susah kelasnya dan gw masih harus stay disana 1 jam, ohhhh nooooooo acting apa yang bisa gw lakukan supaya gw bisa bebas dari penyiksaan duniawi ini, gw pura2 mati tp ternyata semua orang sibuk dengan kegiatannya masing2 jadi gak sadar malah gw diteriakin di panas2in ama instruktur, kembali gw ke kegiatan penyiksaan duniawi lagiiii, emaaaaaakkkkkk gw mau pulang kampung aja, gw mau ngangkat padi, gabah, gandum dan hasil olahan bumi lainnya aja dikampung kayaknya beratnya boleh dicicil, ini besi diangkat2 kalah kuat lagi ama emak2 sebelah, curiga bukan ibu2 deh tu orang curiga doi adalah Chris John yang nyamar aja….
Semua otot dilatih satu persatu sampai jg diahir kelas cooling down gw udah hampir tak bisa bergerak…..keluar kelas dengan jalan gontai dan lemas dalam bahasa keren kejawennya ndreweli.

Pfuuuiiiiiihhhhh keluar jg dr penyiksaan ini, diluar kelas gw jadi tau arti bersyukur dan berasa terberkati, masih hidup aman sentosa setelah masuk dua kelas yang ternyata mirip penyiksaan tahanan di Vietnam. Gw beranjak dari ruangan tadi dan terdengarlah announcement kalau kelas yoga segera dimulai, dalam hati “ Yoga? Bolehlah untuk merilekskan semua otot yang kencang ini”
Gw masuk kelas yoga dengan semangat sebagai penutup kelas dihari naas itu, gw masuk dengan damai karena memang musiknya menenagkan dan kelasnya temaram redup2 gimana gitu. Ok kelas berjalan 15 menit pertama im fine, im ok, im alright,
15 menit berikutnya gerakan mulai ajaib, kaki diangkat badan di tekuk, tangan diluruskan bak kapal terbang, gw pede bisa melakukan, sang instruktur pun meneliti detil posisi setiap pesertanya dan giliran gw, banyak dikoreksi, dia menginstruksikan apa gw turuti apa, yang ada gerakan makin ngaco, si instruktur berinisiatif untuk membetulkan gerakan, gw baruh disentuh dibagian punggungnya ama telunjuk doi gw ambruk dengan sempurna, semua kelas ketawa, gw menangis tersedu dan minta dianter pulang….

Itulah pengalaman pertama gw ngegym yang gak pake aturan dan cuma dengan modal sok tau….hari berikutnya badan tidak bisa bergerak, semua kaku dan sakit, gw alpa dari gym seminggu…

“Mr.Anwar, are you Canadian?”: fitnah tak berdasar efek bule centris

Percaya atau kagak ada orang yang nanya ke gw seperti itu, gak tau gw harus bereaksi seperti apa, senang dengan jumpalitan, kayang, atau koprol atau murung bermuram durja dipinggir sungai pakai baju mermaid sambil bersenandung lagu “aku tak biasa” versi Syahrini. Gw bingung mengingat bukan karena tampang gw jauh dari kategori bule, bahkan rabut bucheri gw aja gagal dan gak ada mirip-miripnya ama tipe blonde. Sosok gw memang blasteran dan persilangan gen antara bapak belanda dan emak kaktus Anggola, ok baik gw dermayon aka wong dermayu, tapi believe it or not ada yang bertanya seperti itu loh, ini pasti gw catat dalam buku kejadian luar biasa yang menimpa hidup gw walau gw tau pasti pilihanya tu orang buta dan tuli dan gak tau Canada itu jenis bahan kue atau apa. Tapi gini loh ceritera nak bermula….

Dihari nan normal selasa pahing, cuaca begitu terdramatisir dengan sempurna. Matahari bersinar sempurna, angin berhembus sewajarnya, sementara berita di tivi masih dipenuhi oleh berita cakaran maut Julia perez di pipi dewi persik, seorang temen kantor gw bernama David Chin menghampiri meja gw, dialog pun terjadi:

DC: menggunakan bahas inggris tingkat paripurna “cuy lo mau ikutan lomba rafting gak ama gw and the gank?”
Gw: menggunakan bahasa inggris tingkat alakadarnya “yoi mau dong”

Singkat kata dari pembicaraan itu setujulah satu tim terdaftar ke panitia, dan gw tahu berikutnya kalau ini adalah lomba yang diadakan oleh pemerintah kota Banten dalam rangka festival internasional bahari dan olahraga air gimana gitulah……

Tersebutlah di tim gw ada David Chin (Canadian ), Alecia Arnold (Canadian), Paul Eckhadt (American), Justin Prophet (Canadian, kalo gak salah), Charlie Carrick (New Zealander) dan Gw (Dermayon aka Indramayu) terdaftar dipanitia di kelas internasional alias kita harus berkompetisi dengan membawa satu nama Negara dan berkompetisi dg Negara lain, dan mungkin atas dasar pertimbangan dan saran dari penasehat spiritual AA Gatot Braja Musti maka David sebagai ketua tim berkeputusan kita mewakili Canada.

On the day, panitia menjemput dan menyambut kita bak artis, lebih heboh sambutan kita ketimbang rombongan Ratu Atut Chosiah, ya lo pada boleh bayangkan deh konser dangdut Nita Thalia atau Melinda di panggung Bende Ancol, gitulah (tau lagi gw, ketauan kl suka mejeng di konser dangdut). Kita turun dari mobil disambut dan dijamu bagai tamu Negara, sembari istirahat masuklah sesi wawancara, semua ditanya tentang siapa dan dari mana, nyampe deh giliran gw, berhubung sesi wawancara dalam bahasa inggris, gw jg ikut2 latah, gw kerahkan kemampuan bahasa inggris gw, dan karena merasa pede pernah les bahasa inggris kelas pre beginner waktu SD, gw jawablah jenis pertanyaan yang ditujukan ke gw, sampe pada titik si orang tergelitik dan berusaha memecahkan misteri kehidupan dimilenium ini, kenapa dari Canada ada sosok Dermayu-nya, dipancing lah gw dengan pertanyaan “Mr.Anwar R U Canadian?” gw jawab “dudu, kita wong dermayu jeh” gw jawab tp mereka masih penasaran “or are you Korean Canadian like Mr.David Chin?” gw jawab “no, im Dermayon, dermayon”, si orang itu masih penasaran kenapa wong dermayu ini nyangkut di group ini, doi tetep nanya “or do you live in Canada or taking college in?” “Enggaaaaaaak  gw dipungut mereka dipinggir jalan pada saat gw jadi TKI, puas hidup lo” gw ngambek pulang dan mengunci diri dikamar gak keluar tiga hari tiga malam.  Gw jawab duduk permasalahannya dengan gaya Mr.International yang jawabannya normative semua, semua senang semua suka wawancara selesai dan rafting pun berjalan sempurna, kita menempati juara dua, kalah ama Malaysia, sial….. ini pasti gara2 Manohara Odelia Pinot  dan efek laser ijo deh..(loh…)

NELEN KAWAT: Debus mandiri, tragedy memilukan dan mengharukan anak manusia diawal tahun 2011

Tertanggal 6 Januari kemaren peristiwa luar biasa yang sudah selayaknya dicatat di guinness book of records dan ditayangkan di Ripley’s believe it or not, peristiwa langka terjadi dalam kehidupan anak manusia  yang hidup di Negara bagian BSD Tangerang.

Bagaimana tidak, sementara orang masih terlena dan terbuai dengan pesta taun baru 2011, gw sudah panik. Panik minta body check up dengan metal detector, X ray, Rontgen, atau sejenisnyalah supaya barang kecil memanjang nan metal (denotative) ini bisa dideteksi keberadaannya dalam tubuh gw. Ya betul gw menelan sebuah Kawat.

Begini certanya,....
Siang hari nan terik semakin terik udara di luar karena gw salah kostum aka gw pake kaos item dengan merk ternama dan design yang simple nan elegan (ok ini fakta yang kurang penting untuk dishare dan gak ada korelasi yang signifikan dengan kasus telan menalan kawat) gw beserta rombongan orang kantor menuju rumah makan untuk sekedar lunch bareng, semua terjadi lumrah dan apaadanya sampai pada titik dimana salah satu dari temen gw gelas minumnya pecah,  jengjeng..... pikiran menerawang gw udah ada firasat buruk (efek kebanyakan nonton sinetron "putri yang tertukar", kaya sendal ya? tertukar) ok gelas pecah ternyata berdampak baik dan bukan firasat untuk keburukan bahkan ini pertanda baik, karena ternyata rumah makan itu mengganti minuman secara penuh karena gelas pecah

Ide jahat dari kejadian ini “lain kali kalo minum di restoran dan hampir abis, lo gigit tuh pantat gelas biar bocor, lalu lo tinggal lanjutkan dengan acting kalau gelas tiba2 pecah, dan lo sok2 panik biar pelayan menyadari ini keasalahan pelayanan, ini gak berlaku bila lo pesen aqua gelas ya, mengingat gak worth it....atau lo pesen aqua gallon mengingat tumpahannya nanti bikin acting lo kurang sempurna”
Soal gigit menggigit gelas lo udah boleh berlatih dari sekarang dengan menggigit sendal kalo lagi waktu luang

Boong deng gak ada firasat apa2 tau2 kawat gigi gw sebagian putus pada saat asik asiknya mengunyah pecel madiun beserta tahu bacem nan ciamik, guys  ini kawatnya ya bukan braketnya jadi jangan bayangkan gw cuma nelen braket, itu sih udah gak happening sekarang, kecuali lo nelen braket snare drum marching band baru agak aneh.. kawat yang kalau dikira2 sekitar 1cm ini dengan sukses hilang dari mulut gw tanpa gw sadari, hampir bisa disimpulkan kalau kawat sedang bergerilya dilambung gw, gw panik.. gw cemas.. gw gigit botol (berharap bocor terus minta ganti, he..he.. ini sudah beda motif sih...) ok baik gw terus menggali informasi bagaimana ngeluarin kawat ini, gw Tanya ke teman, minta saran, bagaimana mengeluarkan ni kawat dari perut gw. Ketakutan terbesar gw adalah gw jadi berubah akibat efek dan racun dan korosi kawat yang bercampur dengan getah lambung gw dan gw jadi mahluk mutan yang bisa berubah sewaktu2 kalau gw lg dlm amarah menjadi kawat jemuran.. (agak useless sih) ok ini berlebihan.

Ketakutan gw yang sebenar2nya adalah sang kawat nyangkut entah dilambung, atau di usus besar apalagi di usus 12 jari, terus gw jadi usus buntu terus gw jadi dioperasi terus gw jadi pokoknya ogaaaaaaaahhhhh dehhhhh

Gw jadi murung, jiwa gw gelisah hati gw merana,  botol masih belum berhasil gw lubangin padahal kita udah mau pulang mengingat kita udah bercokol kelamaan di rumah makan itu. Kesempatan gw untuk acting sepektakuler urung.

Temen gw menyarankan untuk segera ke dokter untuk di terawang keberadaan sang kawat, sebagian lagi menyarankan gw untuk jangan biarkan perut gw kosong dan banyak makan serat, sebagian lagi menyarankan untuk tetap tenang atau minta penerawangan suhu yo... siapa tau ini jojok dg feng shui.

Gw ikuti saran temen2 dengan makan banyak serat, termasuk kain gw gadoh karena berdasarkan  pengetahuan tataboga yang kecampur dengan tatabusana yang pernah gw gali sewaktu gw SD bahwasannya kain banyak mengandung serat,
Dari proses ini satu2 cara untuk membuktikan semua sukses berjalan adalah harus memeriksa hasil buangan gw. Pada saat gw memikirkan itu, rasanya semangat hidup gw hilang, gw mau mengahiri kehidupan librarian gw didunia ini dan berubah menjadi model (curhat colongan... nan imposible) tp kalau dipikir itu cara termurah untuk memastikan kawat diperut gw secara sukses keluar dari tubuh gw. cara dengan cek bebi cek hasil buangan gw.

Mengingat semua proses yg kudu dilalui itu gw jadi gak bisa tidur, boong deng ini lebih karena gw kekenyangan (mengikuti saran temen secara berlebihan) terus kepikiran, gimana kalau begini, gimana kalau begitu, ahirnya gw menyerahkan segala sesuatunya kepada tuhan dengan berdoa sebelum tidur semoga kawat gak nyangkut, dan tidak lupa gw jg memanjatkan doa supaya karir model gw segera terealisasi dan gw tutup doa gw dg doa makan. Sisa brownies kemaren masih ada, sayang walau perut gw udah penuh.

Dipagihari nancerah gw begitu semangat untuk ke kamar mandi, agak aneh sih semangat untuk melihat hasil buangan kayaknya jenis semangat baru yang gw sendiri jg baru merasakannya, gw berhajat sewajarnya, dan tuhan maha adil dan tuhan selalu mendengar doa hamba2 yang teraniaya, ternyata tanpa gw harus mengacak2 tatanan hasil buangan gw sang kawat terpampang sempurna, hati gw mencelos lega dan gembira campur haru
Gw langsung bersyukur walau gw urungkan sujud syukur gw karena bukan diwaktu dan tempat yang tepat. Terimakasih teman untuk ide dan sarannya kemaren, "trust me it works" (sambil bertelanjang dada, push up dan megang susu berprotein tinggi, gak usah mikir terlalu keras guys ini impossible)

Ami Gas si-ember (amigos siempre): penuturan jujur pengalaman haru biru dengan tukang gas

Agak kurang elekhan memang pengalaman hidup gw gak jauh seputar tukang, mamang, dan abang.

Tersebutlah gw yang secara tidak sengaja dan ajaib selalu bermasalah dengan urusan per-orderan atau per-delivery-an dengan barang2 keperluan rumah tangga, pengalaman dalam bidang ini begitu kaya, dari mulai pengalaman pernah hampir terjadi baku hantam dengan petugas kirim air mineral gallon pernah pula hampir baku cium dengan KD (Raul Lemos kali ah)

Pertengahan tahun kemaren kantor gw mendatangkan para TKB alias tenaga kerja Bule (jangan coba2 mengartikan TKB menjadi Tenaga Kerja Banci, kita bukan Production House untuk film Madam X),  berhubung sang bule sebagian besar baru kali pertama menjejakkan kakinya di bumi Indonesia pertiwi ini maka sebagai pembantu umum gw kebagian tugas mulia nan tiada tandingannya yaitu bertanggung jawab dan membantu proses order atau pesan antar gas, air gallon, rental mobil, sewa tenda dan alat2 catering serta sedot wc (3 task awal doang yang bener selebihnya inspirasi dari iklan liar dipohon pinggir jalan). disinilah semua intrik mavia terjadi yang semakin memperkaya pengalaman hidup gw yang sekali lagi kurang Elekhan.

Intrik pertama:
“Kriiiiiingggggg…ngggg”, gw telepon sang penjual gallon air mineral dengan pearsaan bergelora

“Hallo ibu, selamat sore, saya Adli Fairus… bla..bla.. “(gw mengenalkan diri secara lengkap dan gamblang siapa gw dan apa kegiatan keseharian gw, dengan tidak lupa menyebutkan account twitter gw incase kalau sang ibu mau mem-follow gw)

“Iya ada apa?” sang Ibu, yang belakangan diketahui bernama AMI, menjawab dengan ketus dan kurang bersahabat. (gw masih maklum karena kita belum pernah bertemu, tatap muka dan atau kencan sebelumnya)

“Begini bu, saya hendak mengorder ..bla..bla…”(gw mengutarakan maksud dan tujuan gw dengan bahasa yang halus dan rapih sesuai kaidah bahasa Indonesia yang di sesuaikan, EYD)

“ya gak bisalah, anda ini gimana sih, udah jam 5 nih, anak buah saya udah pulang semua, emang situ mau ngambil? Enggak kan? Makanya kalo pesen jangan jam segini, gak bisa.. gak bisa!”

trek tut..tut… diluar dugaan nalar manusia sekeren gw bahkan nalar kecoak madagaskar sekalipun, mengingat reaksi ibu yang ajaib, yang agak perlu dirujuk ke kak Setto.

seketika amarah gw ikutan memuncak dan birahi gw menggelora (agak aneh, gak usah dibayangkan), gw gak menyangka apa yang gw terima, tp gw masih berusaha memahami mungkin memang waktunya aja yang gak tepat, dan mungkin gw yang salah karena terlahir begitu keren.

Intrik Kedua:
“kriiiingggggg.nggg” line telepon kembali gw hubungi, kali ini waktunya tepat karena berdasarkan jam dinding Dora sekarang baru jam 10 pagi, ok gak ada lasan sang Ibu AMI yang tempramen itu marah. Kecuali memang ibu Ami sedang mengalami premenopausal syndrome.

Langkah kedua gw antisipasi kemarahan dg kembali gw perkenalkan diri gw dan gw utarakan maksud dan tujuan gw, serta sedikit sisipan adlips kl sosis itu aneh apalagi diiklanin ama duo aneh.

“Ya ok baik, mau dikirim ke mana? sang ibu menjawab tanpa basa basi dan teges kayak bahasanya Ratna Sarumpaet”

“Hmmmmmm…Mmmmm” sesaat gw lupa ingatan kemana gas dan air gallon yang gw pesan itu akan dikirim, krn gw gak megang alamat sang bule yang meminta tolong ke gw,
gw gagap.. gw gagu… dan gw mati suri.

bak api ketemu bensin sang ibu kembali murka “Anda ini gimana sih? Niat gak sih? Saya gak ada waktu untuk meladeni orderan semacam ini”.  Klik tut..tut kembali telepon ditutup dengan brutal.

Penglaman 3, pengalaman 4, dan pengalaman 5 terus gagal, berhasil setelah mengalami pengalaman ke 11.  (lebay paripurna nih)

Sudahlah semua sudah terjadi tapi kl diingat-ingat lagi semua ini bikin gw marah, alasannya setandar sih,
pertama gw adalah pembeli yang seharusnya gw adalah raja, bukan ratu, atau duo maya, apalagi sinta jojo
kedua bukan gitu caranya menolak, seharusnya pakai bahasa yang shopan aja biar gw jg kembali menelpon lagi dikemudian hari, walaupun tetep gw telepon karena minimnya informasi dan link pergalonan.
ketiga,  gw marah aja kenapa Ami gas yang begitu terkenal seantero jagat raya dunia aherat itu pelayanannya gitu, mana ember dan pemarah lagi, cuiihhhhh

*masih dendem dan berniat bikin tandingan Chicko Galon, terima service Computer dan sedia ticket concert (berasa ibu Dibyo)

Lele, the cat fish, attack in the very early morning

Hari ke 17 bulan puasa gw mencoba untuk konsisten untuk khusyuk bersahur di pagi hari. Kali ini agak berbeda di pagi buta sekitar jam 3.30 pagi gw terbangun dan tak sadar tragedy memilukan mengancam dan akan terjadi (base on very true story)

Hari itu sebenernya selayaknya pagi2 sebelumnya gw selalu siapkan ibadah yang paling utama dan penting yaitu makanan malam.
Berbicara saol bahan makanan dan ngomongin suka gak suka gw tuh lebih suka makan ikan ketimbang dedak atau aspal, dan berhubung gw hidup di abad millennium dan masa perundagian yaitu selalu makan dengan cara mengumpulkan makanan (baca, Beli) maka menu yang tersedia tentunya itu2 aja maka gak heran kalo menu harian gw hampir bisa di tebak senin pecel lele, selasa lele gorang, rabu kamis lele saos padang, jumat sabtu minggu lele bakar dengan tambahan tahu tempe,  (FYI gw masih meneliti ttg efek jangka panjang lele terhadap Feng sui hidup gw, serius berharap kalau ada nilai positifnya dari keadaan  yang kata Sherina geregetan kalau hidup tak ada pilihan, dan kalau kata Melinda Cinta satu malam, oh indahnya)
Lele sahur kala itu sudah di tata sedemikian rupa terinspirasi sama Farah Quinn dan Mamah Dede. Lele bakar dengan sambal kecap, this is shit…. Lele bakar dengan taburan kecap. (sambil tutup hidung)

Gigitan pertama begitu menggoda, selanjutnya terasa terlena, gigitan demi gigitan terlaksana, waktupun terus berlalu sampai imsak hampir berkumandang, gw masih asik dengan lele gw tiba2 sesuatu tersedak di kerongkongan, tidak lain tidak bukan duri dengan cantik dan ajeknya nongkrong dikerongkongan gw, intelegensia homosapiens abad 21 nan canggih ini menyarankan gw untuk minum sebanyak2nya, hasilnya nihil, lalu plan B menyarankan kalau gw kudu nelan nasi saja tanpa tedeng aling2 (ada untungnya jg baca primbon sebagai bacaan menjelang tidur), gw lakukan jg tp sang duri enggan bergeming, gw mulai panik mengingat waktu imsak hendak menjelang, yang artinya gw udah gak boleh nelen apapun, gw tetap bersih kukuh nelen nasih putih di detik2 terahir imsak, hasilnya NIL. Imsakpun berkumandang bonus duri masih di kerongkongan, gw dengan putus asa memutuskan untuk tidur saja mungkin dengan kebesaran tuhan duri ini akan ngeloyor dengan sendirinya dan dalam rangka membuktikan jg kl keasaman saliva gw bisa melumerkan segala jenis batu besi apalagi cuma sekedar duri imut.

Pagi hari nancerah gw sambut dengan harapan bahwa duri sudah hilang seperti hilangnya embun pagi diterpa cahaya mentari, tapi kenyataannya No no no , duri masih ajek di kerongkongan. Gw putus asa kulihat tali jemuran kulihat racun tikus dan kulihat benda tajam, tersadar gw kala itu lagi ada di toko bangunan wajar kalo benda2 tersebut memang ada, Dengan bekal doa dan uluran saran ahli telematika gw putuskan untuk pergi ke KUA, yang kemudian dirujuk ke rumah sakit ternama. Serangan duri lele ini berahir di ruang operasi kecil rumah sakit setempat…… dengan menyisakan trauma mendalam terhadap lele, sesaat tahu rasanya bagaimana menjadi Cut Tari, begitu kapok dan menyesali perbuatan.

Sorenya waktu berbuka puasa menjelang gw menuju restoran kenamaan “Bang pecel leleya ya bang 2 potong!”.

Kutukan “tukang Laundry”

Guys sadar gak sadar kadang orang- orang sering memperhatikan kita, entah bukti sayang atau sekedar bahan gossip dan celaan semata, dan gw bener2 membuktikan premis ini.

Tersebutlah seorang gw yang tinggal di bilangan BSD City dengan rutinitas yang hampir sama hari-harinya, bangun tidur mandi kerja tidur mandi kerja on and on and on
Semua berjalan wajar dan apa adanya bahkan gw pun berfikiran semua yang dipikirkan tetentang gw pun wajar adanya saja, ternyata nil.

Di hari ke 7854 gw tinggal di daerah itu kali pertamanya gw balik kerja malam jumat menyempatkan untuk mampir di abang2 sate hanya untuk beberapa tusuk sate bekal makan malam dirumah, “bang… satenya bang.. seratus tusuk.. kuborong satemu…” (sambil nyemil melati dan pandangan agak terpicing ke kiri serong 45 derajat) *jangan berani-berani lo bayangin ini beneran ya.... takut kesambet bow! amit2!

ok Back, Percakapanpun terjadi lumrah, selayaknya pembeli dan penjual yang nampak seperti transaksi di bursa efek Jakarta. Bedanya pembeli kali ini adalah model sekaliber didi kempot.  Setelah harga ekuilibrium, Gw putuskan untuk memasuki warung tenda sang abang2 sate, untuk sekedar penantian kibasan kipas abang sate yang mulai bekerja, tapi entah dari 4 pelayan yang ada tiga diantaranya menyerbu meja gw bukan semata menyodorkan menu tapi mereka pengen sedikit bercengkramah sama gw di kesempatan yang luarbiasa langka ini yang sebenernya lebih kepada interogasi kalo gw pikir-pikir.

“Bang baru balik kerja ya?” sang sate1 bertanya (kesalahan pertama sudah dilakukan yaitu memanggil gw “bang”). Pertanyaan untuk sekedar membuka topik yang berdasarkan naluri brilian ini semua akan berlanjut ke talkshow, debat dan diskusi panel.

“iya” gw jawab singkat padat dan pelit,

“kerja di mana?” sang sate 2 nimbrung dan semakin menegaskan kalo talkshow akan segera dimulai,

 “di daerah serpong mas”,  gw jawab jujur dan bersikap baik, takut sate pesanan gak dilayanin, atau dikasih arsenik kayak sate yang dimakan alm Cak Munir (sebentar, sate bukan ya? hmmmmm ya itulah pokoknya)

“kerja di apaan Bang? Pertanyaan berikut kembali muncul oleh sang sate 3,

gw menjawab dengan menyebut Sin**M*s sebagai nama kantor gw, lalu muka sate 2 sumringah menandakan dia tahu sesuatu

“oooooo laundry ya?” sambil pasang tampang minta disetujui bertanya.

gw buru-buru bilang “ooo tentu bukan mas”. Gw mualai menjelaskan secara terperinci, lengkap dan komperhensive, mulai dengan tinjauan masalah lalu berahir dg apa dan bagaimana kantor gw itu berkecimpung. Berharap dipahami seutuhnya dan yang paling penting sedikit tidak rela fashion statement gw selama ini berahir dengan tuduhan gw sebagai tukang laundry.

Setelah penjabaran panjang lebar ina inu caca lala dan sebagainya harapan besar gw adalah imaging gw terbaharui dan siabang sate akan paham dan mengerti bahwa kerja rapih berangkat pagi pulang malam walau kadang bawa cucian kerumah bukan berarti gw tukang laundy bisa aja gw tukang beling atau tukang kredit daster, ya apalah yang penting jangan tukang laundry.

Detik berikutnya harapan gw seakan hancur berkeping2, si sate2 menanggapi penjelasan gw dengan “iya sering denger sih nama itu, perusahan laundry kan?” tetep dengan statementnya yang kaku dan gak bisa di ubah kayak statementnya om OC Kaligis.

Merasa perbuatan gw sia-sia gw ngeloyor kalah menggondol satu dan muka tertunduk lesu. Segera merencanakan untuk datang ke komnas perlindungan anak untuk minta perlindungan ke Kak Setto.

Pertanyaan yang sampe detik ini masih berkecamuk:
Siapakah Gw?, dan benarkah apa yang gw lakukan adalah perbuatan tukang laundry?
“Kak Setto Tolong!” (beracting seperti Arummy Bachsin, dan lupa diri kl kak Setto gak menerima anak bangkotan)


Mendadak Adzan

Di awal bulan puasa cerita ini bermula, tatkala orang sedang sibuk2nya beribadah gw dengan rasa penuh percaya diri sibuk juga untuk memikirkan lebaran pakai baju apa dan dapat angpao berapa he..he.. sambil berhayal traf tinggi gw melangkahkan kaki tour de mall alias mampir ke mall2 yang tersebar di ibukota Jakarta raya. Memang terdengar agak kurang kerjaan sih he..he.... tp eiiits jangan sedih...

Tour de mall gw ini bukan tanpa sebab musabab. Pagi nan sepoi dibilangan BSD menantang gw untuk beraktifitas selayaknya tukang sayur, bangun pagi untuk sekedar berebut jengkol dan sedikit ikan peda. Pagi itu entah membuat gw sangat bersemangat untuk beraktifitas sewajarnya

Bangun tidur kuterus mandi tentu saja tidak lupa untuk menggosok gigi, habis mandi kutolong ibu, berhubung ibu ada di Indramayu maka ku tolong diri sendiri aja untuk membersihkan tempat tidur, tempat makan, jg tempat-tempat lainnya kadang kalau lagi kumat tempat pembuangan sampah ahir (TPA) kalo lagi kumat versi lain kadang TPU alias tempat penguburan umum (niat jaya ya).

Singkat kata setelah gw menengong beberapa mall di bilangan BSD seperti WTC mall matahari, ITC, BSD Plaza dan Teras Kota, garis edar gw mencapai daerah bilangan semanggi, tanah abang lalu ratu plaza. Sebenernya dari ratu plaza itu adalah halte tujuan pulang karena ada mobil yang menuju BSD secara langsung, tepat, nyaman, dan sentosa, maka gw berfikiran untuk naik bus tersebut untuk menutup bab petualangan tour de mall gw, tapi berhubung sang bus itu tempo2 datangnya on schedule tempo2 dengan ajaib ngaret jaya maka gw gak pernah berpatokan ama jadwal yang selalu rapih terpampang di halte utama serapih jadwal imsak untuk Jakarta dan sekitarnya. Petualangan mall to mall sudah gw anggap berahir gw sudah puas memandang, sekali lagi puas memandang karena kenyataannya gw gak beli apa2 ups!

Gw menjejakkan kaki di halte Ratu Plaza. Dengan muka penuh sopan santun dan jiwa bersahaja gw bertanya kepada sang embak2 karcisawati yang sedari tadi terlihat sibuk ngitung karcis sambil sesekali menghitung harta gono gini Mbak Atta versus Raul lemos. Percakapan terjadi dengan sempurna

Gw: "Hi gal how's goin'?"
Sang karcisawati: "oooo mau beli karcis?"
Gw : How's Jakarta these day?"
Sang karcisawati: "ooo baru aja lewat mas lima manit yang lalu"

Gw panik jaya, dan adrenalin membara. Terpacu untuk mengejarsang bus pujaan. Berhubung rute sang bus akan muter di FX – PS - lalu keluar dipojokan SCTV dan Panin building sementara Ratu Plaza deket dengan lamer Panin building itu, maka pikiran brilian gw menyarankan untuk nyegat.com, dengan semangat yang tak kalah ama semangatnya Cut Tari cari perlindungan maka gw putuskan untuk sedikit jalan menyusuri trotoar nan cantik berlubang.

Setibanya di tempat tujuan alangkah mujurnya sang bus ngeloyor dengan ajeknya, gw berlari lari mengejar mimpi, mimpi tidur di bus dengan segera, sayang sungguh sayang sang supir ga' butuh uang, doi ngeloyor bersahaja ..... tanpa peduli betapa sakitnya aku......, gw pun gak berhenti disitu, gw putuskan untuk mengejar sang bus lagi. kali ini dengan perantara sang bajaj imut nan suaranya membahana, gw pun beruntung abang bajaj mendengar jeritan pilu hati gw. Sekonyong2 sang bajaj ready to go di depan mata, teringat film2 action Jacky Chan, dg pandangan dan sikap tubuh heroik gw bilang ke abang bajaj "bang kejar bus itu! Segera" si abang pun seiya sekata ama gw doi langsung tancap gas. Bus pun semakin dekat, semakin mudah di gapai, tapi ujian berat kembali melanda, tiba2 sang bajaj mati mesinnya.

Mata gw terus memandang bus, yang gw liat cuma bus yang semakin menjauh meter demi meter sementara gw stuck dengan abang Bajaj dan beracting memeriksa mesin seolah montir profesional.

Bajaj mogok dengan sempurna,
Hati gw dongkol
Mata gw nanar
Gw menyerah kalah dan kudu bayar,
Sang bajaj meminta tarip bayaran yang diatas rata2,
Hati gw sedih tak berdaya,
Bayarlah gw dengan terpaksa.
Lalu semua tampak hampa
Gw cuma merasa it's useless.

Abang abang pun memberikan bonus nasehat ke gw sebelum doi pergi dengan bangga "Mas, lain kali kejar pake taksi, pasti nyampe" gw tertegun pasrah, sambil mata berkaca2 gw bergumam "pengen gw pelihara di akuarium tuh abang bajaj".

Gw jalan menyusuri bagian Jakarta antah berantah mau gak mau harus nunggu bus berikutnya yang konon akan lewat lagi 2 jam berikut. What should I do to kill my time?. Menangis Bombay dan tersedu syahdu. sampai gw sadar ternyata pengelanaan gw nyampe di depan pasar terkenal sepanjang masa Jeng..jeng... "Pasar Taman Puring" dengan sisa energi, jiwa gw kembali bergelora, karena baru kali ini gw ke pasar taman puring yang oleh anak gaul Jakarta disingkat jadi Tampur, berasa ke gaulan gw semakin maksimal karena gw ternyata mampu ke tampur walau serba ajaib. Gw cek bebi cek, gw tinjau lalu gw berkesimpulan kalau pasar tampur adalah pasar beneran yang panas sesak berasap dan barang yang ada serba fake. Gw kembali di titik kecewa. Gw tengok jam di tangan orang, menunjukan kalau gw masih kudu nunggu bus1 jam lagi, ahirnya keimanan gw berkata "wahai orang-orang yang beriman mending lo ke mushola di sebelah noh dari pada beredar di mari, gak penting tau" ahirnya gw setuju ama keimanan gw, gw membasuh diri dan berdiam dimushola, didalam mushola terlihat ada satu2nya orang yang sedang baca alquran, gw cuma duduk rapih dan menunduk sambil sesekali menghitung harta gono gini Mbak Atta versus Raul Lemos (terinspirasi ama mbak2 karcisawati)

Waktu ashar menjelang, tiba2 sang pemuda pembaca alquran memerintahkan gw untuk adzan, "de', silahkan adzan udah masuk waktu ashar.."hati gw bercampur antara senang di panggil "de" tertanda gw masih terlihat remaja, ama merasa tertantang sebagai penyayi sekaliber Shereen Sungkar degan kapabiliti yang memadai serta kelebihan cengkok2 yang mumpuni. Gw tertarik untuk mencoba. Entahlah ini apa namanya , ini tak terpikirkan panjang oleh gw semua terjadi begitu saja, bisa jadi adrenalin pengejaran Bus kembali terpicu secara tak terduga gw sudah ada di podium untuk melakukan adzan ashar untuk daerah Taman Puring dan sekitarnya, gw tarik nafas sedelam2nya dan mengambil nada c supaya pas ama ritme detak jantungg gw.

Bait pertama teralun....
(Mas2 pembaca alquran sedikit protes krn nadanya kurang tinggi, doi mengharapkan gw lbh lantang)

Bait kedua teralun.....
(Mas2 pembaca alquran batuk2 manja pertanda nada gw masih terlalu rendah dan agak sedikit fals. Gw mencoba memperbaiki dengan mengambil nada do titik 2)

Bait ketiga teralun....
(Mas2 pembaca alquran diam aja pertanda pasrah dan sedikit menyesal mememrintahkan gw untuk adzan)

Bait keempat... (gw mendadak lupa ingatan, yang terpikirkan cuma nada "sori2 jek" nya keong racun)
(Mas2 pembaca alquran menutup muka dan pergi ke toilet mengunci diri sampe gw selesai adzan).

Semua Bait sudah teralun, gw masih gak tau apakah gw adzan apa gw curhat on air, atau gw sebenernya nyanyi keong racun dari tadi karena terbukti setelah gw kelar adzan semua orang banyak bermunculan di mushola. Gw gak mau ambil pusing, yang penting misi mendadak adzan gw selesai, gw senyum2 ajaib, bus kesayangan tak lama muncul, gw pulang dengan damai dan akhirnya gw bahagia sampai ahir hayat..

Pesan moral : kalau mau cepet dapet bus, adzanlah...

KHAERUL ANWAR aka CHAIRIL ANWAR: Sebuah nama sebuah cerita

First Case:
(Di sebuah keramaian party anak gaul Jakarta dan sekitarnya, diramaikan dengan latar belakang house music diselingi hip hop nan membahana, sambil sayup2 terdengar orang yang terdengar saling teriak hanya sekedar untuk ngobrol)

“Yooo what’s up party people! Name please!?” (seseorang dengan tingkat kegaulan maksimal dan membawa microphone dengan wajah yang lumayan sering keliatan sebagai Dj di berbagai club, mewancarai gw)

“gw Anwar, Kherul Anwar! (pasang muka asik, biar terlihat gaul paripurna)

“Hah? Khaerul anwar?” situ pujangga?” (dengan muka tampak aneh dan mic di turunkan serta memberi kode ke camera person ontuk off in cameranya. Lalu doi melanjutkan dengan “Thanks for ur time!, enjoy” lalu dia ngeloyor.

gw masih ngejogrok di tempat berharap di wawancarai lebih mendalam, seputar Cinta Firi season6 kek, atau pandangan terhadap kasus Gayus Tambunan, atau apalah yang penting gw agak lamaan eksis dicamera.



Second Case:
(Di sebuah TK Inpres di bilangan Indramayu, tahun silam, hari pertama gw masuk sekolah, dengan suasana yang ramai oleh anak- anak berlarian dengan ceriahnya di taman bermain, walau sesekali terdengar jeritan tangis entah ketakutan untuk sekolah atau keinjek kaki ibunya)

Seorang keibuan yang berperawakan blasteran Megawati dan Megaloman, menghampiri gw, dan dengan ramah menanyai gw! ‘Hai nama kamu siapa?”

“Aku Khaerul Anwar”, gw menjawab dengan gaya menyerupai gaya imutnya Meisy – Ci..Luk..ba.. (Maaf ya gaya gaul trendi masakini gw adalah bakat dari lahir, cuma belakangan gaya dan bakat gaul gw mulai sirna gara-gara gw ditest oleh tabloid gaul siapa nama kakak Shiren Sungkar, dan gw gagal, Damn!)

“Hmmmm” sang ibu blasteran tadi menanggapi, waaahhh namanya kayak pujangga angkatan 45 ya! (gw melongo dan gak habis pikir apa itu pujangga angkatan 45, pada saat itu gw cuma tau kalau New Kids On The Block baru ngeluarin album baru dan Duran-Duran lagi promo tour)


Third Case:
Di sebuah high school ternama masih di bilangan Indramayu, pada pelajaran biology. Sang guru sedang menjelaskan ttg Basil dan sejenisnya, lalu dengan secara tiba2 sang guru menunjuk gw untuk menjawab pertanyaan babak rebutan (kenapa gw ditanya? Jawabanya belakangan diketahui kalau gw terlalu gaul di kelas (baca; berisik))

"Hai siapa nama kamu?!” (dengan nada semi ketus) “coba jelaskna proses perkembangbiakan mahluk bersel satu?”

"Nama saya Anwar pak, Khaerul Anwar", "Proses perkembangbiakan ……" Belum selesai gw menjelaskan, sang guru coment ttg nama gw dan bergumam membaca puisi “AKU”
Gw ilfil, muntah dan diare 3 minggu.

Kasus diatas adalah sebagian kecil dari kenapa orang selalu memadupadankan gw dengan sang pujangga Chairil Anwar. Ok fine nama gw memang mirip tapikan tetep aja beda, dan gw jg gak tau kenapa bokap gw pilih nama itu, mungkin pertimbangan weton kali ya!
Gw kudu menjelaskan secara akurat, tajam, komperhensif, dan terstruktur tentang perbedaan nama gw dengan nama sang pujangga, sempet kepikiran sih ngangkat topik
ini untuk topik skripsi gw, tapi gw urungkan takut pembimbing akademik gw alih propesi jadi pembimbing spiritual kayak AA Gatot Brajamusti. Gw jg sempet mau minta ganti nama jadi Imam S Arifin, atau Dayu AG, tp gw sadar akan lebih ribet nerangin ke orang2 perbedaan nama gw dg nama legenda dangdut 90an itu. Pun gw bukan asli garut jadi akan susah mengemban nama AG aka Asli Garut, like Dayu did.

Gw ahirnya putuskan menggunakan nama ANWAR YAZIDY sebagai nama popular gw, atas pertimbangan banyak hal, betul memang salah satunya adalah pertimbangan diatas. Tapi lebih karena gw udah konsul ke Suhu Yo perihal hoki, dan disetujui oleh Mamah Dedeh. so panggil saya Chiko, Thats it!

Kenistaan ke-1073: Tatapan menuduh di tumpukan sepatu

Gw paling gak tahan diem kalo lagi gak punya duit bawaannya mau jalan2 dan jajan sesuka hati makan yang enak dan mewah, aneh betul memang. (no wonder kalo gw gak kaya2, hi..hi..) Namun semua itu hanya menjadi gejolak kaula muda dihati gw aja karena mau gimapun gak bias terlaksana Karen factor D alias Duwit gak menunjang, nah cerita kenistaan ke 1073 yang menimpa gw kali ini bermula dari situ.

Sore yang cerah di bilangan BSD City nan tentram dan sentosa sejatinya menentramkan setiap insan yang hidup didalamnya seperti yang dinyanyikan oleh Manis manja group “aduh buyung …. mengapa lupa pada ku, ah ..selama engkau dirantau, kutunggu2 janjimu…” (ok baik gw sadar lagu “aduh buyung” gak mencerminkan negeri aman sentosa). Tentram, tentram tentram namun tidak bagi gw, gw yang sedari tadi berhasrat mau jalan jalan untuk sekedar makan enak dan belanja mewah (yang sekali lagi ditegaskan itu hanya hayalan belaka Karena dompet lagi tiris berat) bertekad hati untuk sekedar jalan2 di mall terdekat yang hanya membutuhkan ongkos angkotawati 2000perak saja sekali jalan..

Sesampainya dimal yang menjadi kebanggan anak gaul BSD dan sekitarnya (AGBSDDS), gw hanya window shopping, door shopping dan roof shopping (berasa ada di toko bangunan gw). Menimbang duit tak ada gw cuman meninjau suasana dan memantau keadaan, tertarik hati untuk masuk ke Sport Station yang terlihat lagi SALE. Lagi-lagi gw hanya meninjau dengan tampang yang meyakinkan dan aura yang menegaskan kalo gw mau belanja di sini, sambil sesekali gw tengok sebiji dua biji item yang terlihat menawan, lalu alangkah menggetkannya tatkala gw ambil sebuah sepatu yang jujur gak bagus2 amat namun pengen aja gw pegang, tiba2 tumpukan kardus setinggi Aura Kasih itu roboh aja dulu dengan tanpa permisi ke gw,

Semua mata tertuju pada gw…

Semua suara seketika hilang senyap… dan

Tatapan tuduhan ke gw dari berbagai penjuru mata angin seolah berkata “Hai pria tampan sempurna sekali tubuhmu tp kenapa kau robohkan rak sepatu itu?” (dialih bahasakan menggunakan KBBI JS Badudu) teks aslinya “Eh nyuk penting banget hidup lo ngrobohin tu rak! Buru gih nyingkir ato lo gw teriakin Artalita aka Ayin.”

Detik selanjutnya gw cuma biang “Sorry kak Sheren Sungkar, im not in purpose”.
Nyali gw ciut, muka gw mengkerut untung gak serta merta sakit perut. Eh gw gak habis pikir kenapa Bertrand Antholin bikin Album,… kalo boleh saran sih kenapa gak gabung ke The Sister aja biar jadi The sister and the friend (sebentar mereka berteman gak ya?), terus besok2 mbak Feni Bauty nyanyi gabung jg aja biar jadi the sister and the friend and the mom (Ciamik gak ide gw?) ok sorry kalo lompat jauh bener gw gak kehabisan akal gw langsung memanfaatkan jurus anti mati gaya gw, gw langsung keluarin BB type 6600 gw, terus gw menelepon 112 (bantuan darurat untuk polisi) yang penting gw bisa ngobrol di line telpon sambil ngeloyor menjauh…..

Elegi perjaka tua di negeri kawin muda

Sebut saja Anwar Yazidy (suwer bukan nama sebenernya) seorang yang ngaku nyaris terkenal di ibukota Indonesia mengalami kenaasan yang bertubi2. Karena setelah dia sadar bahwa ketenaran yang dia idam2kan tak juga terwujud bahkan sampe bikin sensasi segala mencoba selingkuh dengan Pejabat di Timor Leste (Kade kali…) tetep aja gak ngaruh, infotanment ogah ngelirik, berita gossip enggan ngeliput.

Akhirnya ditengah keputus asaaannya akan nasib jadi artis kembali ia ke kampung halaman yaitu di negeri yang berinisial I-N-D-R-A-M-A-Y-U untuk mencoba peruntungan baru menjadi artis local (tetep artis loh) bermodalkan gerobak dan alat musik sekenanya terjadilah Organ tunggal ala dangdut keliling (OOops! boong deng enggak kok sumpah deh kalo gak percaya boleh di tanyakan ke Mamah Dedeh). Bo gw kemaren pulkam untuk lebaran haji kok. Tapi sayang sungguh sayang terpaan dan lontaran pertanyaan “Kapan nikah?” menjadi momok yg perlu di hindari, gw merasa biasa di umur gw yang baru menginjak 20 tahun (syubidu..bidu..la..la..) untuk berkarya di dunia keartisan ibu kota, tapi tidak bagi warga Indramayu, menginjak kepala dua berarti tuwa (ingat gw pake kata W pertanda kalo bukan tuwa biasa alias tuwa gak laku2). Sial! lo gak tau siapa gw Chicko Jerico pemuda dengan ketampanan paripurna ini dicap perjaka tuwa mending lo telaah lagi statementnya. Ok baik tapi ngomong2 lajang sempet gw putus asa dan berfikir mencoba ikutan Take Me out! Tp gak kuasa membayangkan lebih lanjut krn pasti baru gw masuk aja lampu di podium pasti udah mati semua, dari pada akan ada tragedy “bunuh diri di Mall jilid 2” lebih baik gw mengundurkna diri untuk jadi peserta.
Bo tapi ya lo kebayang dong, lo hidup di tengah2 orang yang berkeyakinan bahwa “cepat kawin artinya laku” gw yang memtuskan untuk berkarya untuk orang tua, nusabangsa serta agama serta berusaha untuk mewujudkan wawasan nusantara seutuhnya menjadi tertindas secara psikis. Karena gw di cap gak laku padahal kan kalo dipikir lagi bener sih gak laku. But any way, you know what gw masih ada di mana skr? Di kantor dong, (wuuuuiiiii so dedicated ya he..he.. tapi suwwwwer gw gak dalam rangka pengen jadi the best employee 2009, ya) dan berhubung jam segini masih dikantor makanya curhat ngalor ngidul gini, hi..hi… lama2 serem jg ya pulang ah…. Kabuuuurrrrr…. Curhatanya nanti disambung, gantung2 deh cerita (abis serem cin…)

Mudik: sebuah catatan kelam pemuda yang hampir ngetop di ibu kota Indonesia, Jakarta Raya

Kali ini kusadari kutelah jatuh cinta……. (background musik berkumandang di hari pertama puasa) pikiran gw melayang jiwa gw gak tenang selalu memikirkan nasi padang dan kampuang halaman.

Mudik itu sudah menjadi ritual tahunan bagi orang2 di Indonesia, tak terkecuali gw seorang pemuda nyaris tampan keturunan ningrat kerajaan Klantan yang hampir ngetop di bilangan Jakarta Raya. Ketenaran gw mengalahkan artis sekaliber Neneng Anjarwati (masih tenar ya doi?). berdasarkan pengalaman dan sedikit wangsit dari mbah Marijan, gw kudu beli tiket jauh2 hari biar kebagian tiket. Karena terahir gw beli tiket on the day, tiket sudah ludes, bahkan tiket berdiri pun habis walhasil gw cuma kebagian tiket kayang (niat bgt ya? sepanjang perjalanan gw kayang, bayar pula). Singat cerita tiket sudah di tangan dan gw tinggal menunggu tanggal pemberangkatan sambil nyanyi2 dan siul2. (jangan heran kalau bibir gw seksi karena sepanjang bulan gw bersiul mulu).

Day after day time passed away, hari yang di nantipun tiba. Kaget sekaget2nya setelah belakangan diketahui tanggal pulang gw adalah tanggal 19 malam yang notabene gw udah libur kerja dari 18, yang notabene lagi lebaran jadi maju dari perkiraan gw (jadi tgl 20), yang notabenenya lagi gw pulang pas malam takbiran, yang notabenenya nota bene masa syahdu hari lebaran bagi gw adalah malam takbiran. Duh… yang notabene berikutnya gw terancam pake baju baru dikereta api (ini yang paling bikin gw sedih dan hampir gak bisa bersiul). Tapi sudahlah nasi sudah menjadi ketupat (dalam arti sebenernya), dengan terpaksa gw pulang tanggal 19 malam alias malam takbiran, rasa sedih menyelimuti hati. Kesedihan gw mengalahkan kesedihan Shella Marcia sesaat setelah diciduk aparat. (mulai lebay) dan kesedihan gw bertambah setelah gw sadar buku pinjaman yang gw baca di kereta tertinggal dengan sempurna di kursi kereta. Terpaksa deh kudu ngeganti buku itu barang 200 rebu, duhhh… nasib (pesan moral, jangan pernah ngaku artis)

Apa yang lo lakukan pada saat mati gaya?

Pergi ke sebuah tempat yang baru secara monokotil alias sendirian biasanya kecenderungan untuk mati gaya semakin besar. Apalagi tempat yang kita kunjungi biasanya adalah sekolah atau kampus orang (lg mikir emang ada ya kampus bukan orang?? sutralah), Selain cengo, berasa diliatin khalayak ramai, sampe pada tahap akut pengen pipis di tempat. Itu memang wajar dan lumrah kok asal jangan efek yang ditimbulkan tiba2 kayang, roll depan, lalu sikap lilin aja.

Mati gaya emang kadang gak bisa dihindari dan unpredictable karena mati emang kehendak yang Maha kuasa dan hanya Dia yang tau kapan waktunya serta gaya emang selalu menyertai benda yang berenergi, dan kita salahsatunya, Jadi menjelang ramadhan ini siapkan iman dan takwa untuk menghadapi mati gaya! (penjelasan sok ilmiah agamawis di atas sepenuhnya ngaco, trust me!). Nah kalo gitu adanya, tinggal bagaimana kita mengolahnya aja supaya kita tidak terlihat mati gaya. Terlihat gaya sih boleh tapi terlihat matinya itu yang repot.

Gw punya tips and trik biar gak mati gaya.
Pertama lo kudu waspada ama tempat2 yang bikin lo mati gaya, misalnya kampus orang, mall, wc umum, kuburan (saat malam jumat 13 gelap gulita, dan memaksa lo harus berada di kuburan paling mati gaya deh, kalo ini terjadi gw curiga kalo profesi lo kemit kuburan), kamar sendiri (emang ada ya orang mati gaya di tempat ini? Mungkin aja sih), dan ruang kelas (biasanya bila ada perintah langsung dari dosen untuk maju, itu yang paling bikin mati ditempat ini). Serta masih banyak tempat2 yang lain yang tentunya disesuaikan dengan kebiasaan masing2.

Persiapkan perlengkapan yang mumpuni dan kira-kira bisa dilakukan pada saat lo sendirian. Yang menjadikan lo terlihat sibuk pada saat tanda2 mati gaya mendekat. Seperti hand phone, BB, kalkulator, tasbih, alat marawis, gong, dan alat lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Berteman lah dengan orang yang banyak gaya, jadi pada saat lo kekurangan gaya tinggal contek2 dikit gaya doi. Tapi hindari orang2 yang sok gaya, apalagi gayanya yang agak sulit diterima nalar dan nyentrik seperti gaya pengasuh rubric ketik REG [spasi] JENENG, kecuali itu lo banget, gw gak bisa maksa kalo gitu.

Hindari menggunakan pakaian yang terlalu menarik perhatian khalayak ramai, seperti pakaian dengan warna dan model mencolok, seperti gaya badut bekantan dufan atau gaun yang compang2 camping (walau niat lo kaya bajunya Beonce, pikirkan lagi deh) atau pakaian ala kadarnya dengan ornamen gitar kecil di lengan kanan. apalagi jelas tertulis di depan ruangan “PENGAMEN DAN PENGEMIS DILARANG MASUK” big no no ya!

Pada saat persiapan udah maksimal, gaya udah ciamik, lo akan siap untuk menghadapi serangan mati gaya tinggal mempraktekannya aja sedemikian rupa supaya lo terhindar dari pandemik mati gaya.
Pada saat detik2 mati gaya mendekat segeralah waspada buat diri lo sendiri terlihat bergaya dan PD, selalu pikirkan bahwa lo udah siap menghapi mati gaya ini, supaya hati tenag dan jiwapun tentram, masih mati gaya? tinggal nyalakan HP atau BB, online atau sekedar cek pulsa. Bila masih mati gaya keluarkan tasbih dan buat seolah lo sedang berdoa sepanjang waktu. (hati2 efek samping dari gaya ini sering disangka Sech Puji) mainkan alat marawis bila dirasa perlu atau sok-sok sibuk dengan kalkulator supaya lo terlihat sedang mambuat laporan laba-rugi perusahaan. (jangan dilakukan pada saat lo mati gaya di WC umum, serius ini gak ngaruh)

Bila semua masih membuat lo mati gaya lo tabuh aja gong yang sedari tadi lo gendong, pada saat orang brisik akibat reaksi perbuatan yang lo lakukan, segeralah lo ngabur dari tempat itu. Kalo masih mati gaya jg gw sarankan lo pura2 mati. Lalu ngabur pada saat orang sibuk menelepon ambulance. Masih mati gaya jg? reg MATI GAYA [sepasi] JENENG, mungkin ini semua disebabkan karena nama lo yang gak cocok ama muka lo! no wonder kalo lo mati gaya terus!

Kisah sedih dihari minggu

Awalnya biasa saja, lumrah dan wajar, hari minggu yang syahdu namun jiwa penuh gemuruh tapi sayang seribu sayang semua berahir haru.

Jadwal di agenda gw menunjukan kalau gw kudu ke dokter gigi, biasa jadwal dwi-mingguan untuk tambal ban, (yang lebih sering triwulanan si he..he.. no wonder kalo progress gak signifikan). Maka dari itu segera gw niatkan segeneap jiwa raga untuk menemui sang dokter gigi tercinta. Singkat kata singkat cerita aku dan dia (dokter, red) telah bertemu muka, muka yang riang berubah duka tatkala liat tang dan bor di depan mata. Hatiku ciut jiwaku merana tapi apa boleh dikata kawat kudu di ubah kalo gak bisa berbisa (serem aja) but anyway masalah bukan berawal dari tang dokter yang naudzubillah serem. Tapi karena gigi gw kudu dikikir sebelum ditarik dan ditekan lalu dipatri dan dibor serta diikat dengan simpul balik kemudian dirapatkan dengan karet berpola tusuk jelujur. (berlebihan sih gw ceritanya he..he jangan pada takut ya bagi yang mau pasang kawat gigi..…dan plis jangan bayangkan dokter gigi gw seperti tukang tambal panci keliling) walhasil gigi gw senut senut , rahang kembang kempis (emang ikan gabus bisa kembang kempis gini, tapi ya bayangin aja gitulah) dan suhu badan langsung naik. Pfuuiiihhh andai gw terlahir seperti Ello mungkin gw gak perlu mengalami permak ketok magic kayak gini. Tapi ya sudahlah kan “beauty is pain” walaupun gw gak ngarep jg ahir cerita nanti gw jadi beauty.

Siang itu semua terasa sakit, melihat angkot mangkal, gigi gw sakit, melihat penjual tape uli, gigi gw sakit melihat Manohara dan Mbah Surip gigi gw sakit dan tatkala melihat cermin hati gw makin sakit, cuma melihat Megy Z doang gigi gw berasa biasa karena ingat wejangan doi “lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati” walaupun gw lebih seneng kalo wejanganya jadi “lebih baik sakit panu daripada sakit gigi dan sakit hati”. Tapi gimanapun jg gw kudu balik ke rumah, gw kudu menempuh perjalanan angkotization (istilah teranyar untuk menyebutkan kalo naik angkot nyambung2 dan naik turun). Derita semakin terasa perih dihati, siang terik tambah terasa terik karena gigi ini, namun dengan sukses gw berhasil naik bus. Disinilah semuanya bertambah runyam.

Aku tertipu…
Aku terjebak…
Tipu muslihatmu… oo..oooo

Si kernet bilang “Uki…uki..uki…“ dengan perasaan riang kunaiki bus yang tampangnya lebih mirip truk manggis. Tapi hati kecil gw merasa janggal dan tetap bimbang. Gw bergumam “akan ada sesuatu nih pasti terjadi” (perasaan ini terasah setelah gw ikut program KETIK REG [spasi] MAMA kirim ke 9090)

Tepat sekali hati gw memberi sinyal, pas di UKI si bus yang mirip truk manggis ini melaju dengan ajegnya di dalam tol dan dengan perasaan tanpa salah dan dosa sang kernet bilang “yang uki turun di mari.. yang uki turun di mariii” bayangkan bukan halte bukan pula trotoar tapi tepat sekali jembatan uki arah grogol yg masih dalam territorial DLLAJ alis masih di dalam jalan tol. Hati gw dongkol, jiwa gw kesal dan mulut gw mengunyah jengkol. Bisa ditebak adegan berikutnya ya gw kudu naik pager tol, Sambil tentu saja mengunyah jengkol…..

Rhido Fans club

Bukanya gw jago nyanyi bukan pula gw punya bakat jadi “Idol” (mmmmm bahkan kalo ada Namibian Idol mungkin gw jg tetep failed) tp kadang gw terjebak aja ama sukaan temen2 sepermainan yang doyan bin hoby dan gandrung ama yang namanya karoke, pokoknya hoby mereka tour de’ karoke deh.

Dan yang menyedihkan, kan mau gak mau gw kudu terlibat dg tembang2 yang ada, terpaksa deh gw milih tumpukan lagu2 yang ada di play list. Kadang saking terpaksanya ampe gw menguasai mic he..he..

Dan kala gw nyanyi beberapa lagu (sekitar 20-an lah gak banyak ) hasilnya gak pernah bikin temen gw bisa membedakan lagu apa yang gw nyanyikan karena semua terasa seperti lagunya Ridho Rhoma semua.

Gw nyanyi “Bukan cinta biasa” Afghan, lagunya Ran, bahkan gw nyanyi ‘Insomnia” Craig David pun ya sama aja hasilnya, Ridho Ridho jg. Mungkin ini memang krn gw lagi gandrung ama lagu “Menunggumu” Ridho Rhoma. Maka dari itu gw mau mendedikasikan hidup gw untuk bikin Ridho fans Club. Ha..ha..ha.. (diucapkan sambil bediri tegak bak BungTomo tangan kiri berkacak pinggang tangan kanan menunjuk keatas, muka sangar dan terlihat bersemangat kaki kuda2 sempurna serta efek rambut yang tersapu angin)

Jangan anggap deklarasi ini bener ya, please, soalnya kalo bener gw akan bingung sama slogan fans clubnya nanti, gw sih lg mikir mau bikin seperti ini:

“Ridho gak Ridho yang penting Rhoma” (jadi terasa spt Rhoma fans club)

“Ingin hati memeluk Ridho apa daya Rhoma tak sampai” (jadi berasa ribet mau meluk ridho aja kudu nunggu Rhoma nyampe dl, nanti gw diprotes anggota fans club lagi terus mereka bikin tandingan “Ridho fans club perjuangan” kan nanti masa depan bangsa soneta yang sekarang sudah generasi ke dua menjadi sonetwo, bisa hancur,

“Ridho kencing berdiri, Rhoma Kencing berlari” (emang bener ya? Ih parah banget sih mereka)

Dan gw jg berusaha menyanyikan lagu “menunggumu” dalam berbagai versi dengan sempurna, terahir versi hiphop tp hasilnya kayak lagu dangdut koplo “Secangkir madu merah”nya Neneng Anjarwati, dan gw jg coba dengan versi slow pop tp terdengar seperti lagunya Shiren Sungkar “kamu..kamu..kamu lagi.. aya..aya..ya.. Rindu..rindu..rindu..lagi aya.yaya..”

Udah ah gw mau rekaman dl, kali aja kayak Afgan dilirik ama pencari bakat, kan lumayan gw bisa nyanyi di sirkus keliling dengan modal cuma “kamu..kamu..kamu..lagi aya..ya..ya, rindu..rindu..rindu lagi..aya.ya..ya”

Kawat berduri

Ih serem aja membayangkan kawat berduri, berasa gw lagi ada di Jalur Gaza, tp no worry gw gak mau ngomongin ttg kawat yang satu itu. Gw cuma mau sedikit curhat dengan riwayat perkawat-gigian gw yang kata sebagian orang di sebut behel.

“War kok lo pake kawat gigi?”
“Ow lo pake kawat gigi ya sekarang?”
“CIEEE, pake kawan nih!”

Itulah reaksi pertama temen gw ngeliat gw pake kawat.

“Untuk perbaikan penampilan ya?”
Sakit gak sih?
Biar lo langsing ya?
Pasang di mana lo?
Berapa duit?

Itu reaksi kedua setelah reaksi pertama diekspresikan. Tentunya oleh orang yang berfikiran positif dan cenderung mendukung treatment gw, tp sedikit berbeda kalo orang itu sedikit sirik, congkak, dan gak berbudi pekerti baik, pertanyaan2 itu berubah menjadi pertanyaan yang kalo kata Afghan terlalu sadis, dan sadisnya semua temen gw ini adalah teman jenis yang satu ini.

“untuk perbaikan penampilan ya! Ya elah gak mungkin berhasil deh”
“Sakit gak sih?” (kalo gw jawab sakit, dia bilang mampus, kalo gw bilang enggak dia bilang No wonder. (gak tau deh ini maksudnya apa (multi tafsir (ya enggak sih?))))

“Biar lo langsing ya?” gak mensyukuri pemberian yang di-Atas bgt sih lo! (dengan nada ketus dan berkacak pinggang, dan mata terpicing, serta bibir agak cecedutan dan mata melotot.) ini hanya terjadi di sinetron Indonesia aja sih jadi jangan percaya sepenuhnya.

Biasanya reaksi yang gw timbulkan tergantung mood dan inspirasi gw pada saait itu. Berikuta daftar reaksi2 yang gw timbulkan:

1 Gw abis makan Pizza ---> Gw langsung mengeluarkan senjata api dan menembak kepala dia tepat di jidatnya, dan setelah dia tumbang gw berkata “agusto del Italy”
2 Abis makan bak pao ---> Gw langsung pura2 mabok biar kungfu gw tambah mantep, dan gw hajar doi dengan jurus2 yang tingkat tinggi sambil terbang gw mengayunkan pedang supper duper tajam dan dengan baju gw seperti baju bibi Lung! (kenapa mesti bibi Lung ya? Sudahlah) dan terahir gw bereaksi kayak gini, gw di tangkep polisi dituduh mengganggu ketertiban umum, mabok di tempat umum sambil bawa2 pedang.
3 Abis nonton film India ---> Gw langsung lari ke kebon dan ngumpet di puun serta bersenandung sedih dan lirih disertai koreagrafi yang mumpuni, dan di bagian reff tiba2 segrombolan orang bantu gw untuk jadi backing vocal.


Barulah dari situ gw terangkan duduk permasalahanya dengan menjawab pertanyaan2 itu dengan komperhensif, dari mulai sejarah kedokteran sampai trend warna rambut marta tilaar. Gitu deh hidup gw agak ribet ya hanya untuk sekedar nerangin pake behel doang. udah ah mau kayang dulu
hup...
hya...
dzigh!

Sunday, January 16, 2011

Melarat dini: sebuah tragedi tak terduga di sebuah ATM

Siang itu hari begitu terik tp dibilangan Depok semua tampak wajar dan lumrah saja, Pasha "ungu" masih terus bertanya ke semua orang "pernakah kau merasa hatimu kosong?" padahal Iis Dahlia sudah menjawab "maafkanlah sayangku ku tak lagi menyayangimu". Dalam hati gw bertanya "kenapa pagi hari ini gw gak punya duit?" (dalam hal ini gak ada korelasi antara Pasha, Iis Dahlia dan dompet gw yang kosong) lalu naluri lelaki gw berkata gw harus bergegas ke ATM terdekat untuk sekedar tarik tunai, singkat cerita gw udah berhasil menemukan ATM terdekat, dengan hati penuh bangga dan sendu sesendu Ridho Rhoma yang gw gak abis pikir kenapa dia masih menunggu, setelah sekian lama menanti.
Dengan kecepatan super, gw pencet2 tombol yang ada mengikuti pola hapalan PIN yang ada. Lalu transaksipun berjalan dengan sewajarnya, namun detik berikutnya betapa hati gw gak kecewa ternyata eh ternyata ATM error seketika. Lalu kartu ATM gw keluar aja dulu tanpa pamit atau izin “perlu transakasi yang lain?”. Hati gw gundah, cemas dan bimbang karena sejumlah uang yang gw order gak kunjung keluar. Dengan intelejensia tingkat tinggi yang gw miliki, segera ATM gw masukan kembali dan gw cek saldo, dan yang bikin hati gw miris serta gundah adalah saldo gw sudah kepotong. Hati gw menjerit, batin gw meronta dan Ridho Rhoma terus menunggu.

Gw telepon no yang tertera di Mesin ATM, nada tersambung lalu suara di seberang sana menjawab, “Hallo selamat siang dengan Rani Bakmi GM bisa saya Bantu?” hati gw terharu kenapa Rani yang selama ini di cari kepolisian untuk kasus Antasari Azhar (selanjutnya Rani Yang Selama Ini Dicari Kepolisian Untuk Kasus Antasari Azhar gw singkat RYSIDKUKAA), malah mau membantu gw. Gw pun terlibat pembicaraan dengan RYSIDKUKAA.

Gw: “Rani? Kau kah itu?”
RYSIDKUKAA: “Iya” (dengan nada bicara penuh kesedihan RYSIDKUKAA menjawab)
Gw: “Gimana cuy kasus lo? Tp sebelum lo jawab mending lo Bantu gw dulu deh” (Apatis, egois, dan bengis, udah tau Rani lg sedih gw tetep ego sentris) jadi gini, bla..bla..bla..bla.. (gw certain kronologis kehilangan uang di ATM tadi)
RYSIDKUKAA: “ooo gitu?, tp lo kan tadi denger gw kerja di Bakmi GM, kalo lo mau order gw bantu tp kalo lo komplen ATM lo mending telepon BNI aja gih (dengan nada yang terus sedih tp mau menolong), jadi gini, (rani membuka curhatan ttg masalah dia)
Gw: tut…tut…tut…tut... (suara telepon terputus, gw tetep apatis, egois, dan bengis)

Ok baik, dialog diatas hayalan gw semata. Versi yang abasah adalah BNI call centre menjawab, karena transaksi sudah berjalan maka uang itu hilang, bayangkan uang yang gw tarik dari mesin edan nan error itu telah hilang, hilang, sekali lagi hilang…. Bagai disambar petir di tengah malam gelap gulita rasanya. Padahal uang itu mau gw belanjakan jas. Hiks..hiks..hiks.. Hilang….

Dan berhubung jas udah dipesan maka gw tetep mengeluarkan sejumlah uang untuk jas, hiks… makanya uang gw sekarang tinggal u menyambung hidup sampai ahir bulan Juni.

ditulis dg perasaan yang hampa oleh Anwar Yazidy yang apatis, egois, dan bengis
dan dari pada gw terus meringis maka gw memainkan trumpet yang naudzubilah nazis susahnya!