Thursday, May 19, 2011

Pendekar, Sang Kesatria dimadangkara

Betapa terkejut dan kagetnya gw akan hal yang baru saja gw dapati seraya menyadari betapa pengetahuan gw sempit dan kegaulan gw dipertanyakan khalayak.

Rabu Wage sore hari gw balik kantor dengan biasanya. Sehabis Jam kantor, seperti biasa gw mangkal di basement menunggu tebengan. Karena kebetulan kos gw dilewati semua penghuni kantor jadi gw bisa dengan egoisnya memilih tumpangan.

Hari itu gw menumpang dengan jumawa sebuah mobil terbilang mewah dengan interior terawat dengan sempurna milik salah satu rekan kerja. Semua lancar semua biasa, sampai pada satu masa ada sebuah billboard ucapan SELAMAT atas terpilihnya ibu wali kota, tidak ada yang janggal sih dengan ucapan selamatnya tapi dari siapanya itu yang bikin gw tersenyum dan menyesali diri betapa pengetahuan gw tidak seluas samudera. Ucapan selamat yang dipasang di billboard ukuran huge itu tertanda PENDEKAR BANTEN, ya betul pendekar, sekali lagi pendekar..kar..kar..kar (echo effect)

Gw udah jarang mendengarkan kata pendekar wahai kisanak. Yang bikin gw senyum2 geli sensasi mungkin karena konsep pendekar itu sendiri. Yang ada dipikiran gw pendekar adalah semacam Brama kumbara sang kesatria dimadangkara, atau Sibuta dari goa hantu, atau lasmini atau mantili atau Melinda Dee (yang terahir bukan deng doi tohoh masakini yang konon punya keberanian besaaaarrr dan semangat hidup tingggi serta prestasi yang menonjol).
Dengan kostum yang serba nyentrik dengan balutan kain menjulai berkibar, (pokoknya serba jaman jaman Majapahit) dan tak lupa menenteng kemana-mana senjata andalan berupa pedang atau gadah atau tombak.

Lalu lo boleh bayangkan tentang bagaimana para pendekar itu yang sekarang sudah punya perkumpulan atau asosiasi berbadan hukum, berkehidupan hari-hari tentang pergi ke Careffour atau nyalon pedicure manicure, ttg betapa takjubnya gw ttg mereka yg lalu datang ke print press untuk bikin sepanduk ucapan selamat. Lalu mereka jg mempunyai pergaulan yang mumpuni terbukti dengan akses pertemanan ke pajabat dan kalangan sohor lain. Gila ya canggih…

Gw jadi berfikir untuk membadan-hukum-kan perkumpulan qosidah gw, biar bisa terus produktif bikin album baru walau cuma featuring bareng ama ibu2 jemaah ashar majlis ta’lim.

No comments:

Post a Comment