Monday, January 17, 2011

KHAERUL ANWAR aka CHAIRIL ANWAR: Sebuah nama sebuah cerita

First Case:
(Di sebuah keramaian party anak gaul Jakarta dan sekitarnya, diramaikan dengan latar belakang house music diselingi hip hop nan membahana, sambil sayup2 terdengar orang yang terdengar saling teriak hanya sekedar untuk ngobrol)

“Yooo what’s up party people! Name please!?” (seseorang dengan tingkat kegaulan maksimal dan membawa microphone dengan wajah yang lumayan sering keliatan sebagai Dj di berbagai club, mewancarai gw)

“gw Anwar, Kherul Anwar! (pasang muka asik, biar terlihat gaul paripurna)

“Hah? Khaerul anwar?” situ pujangga?” (dengan muka tampak aneh dan mic di turunkan serta memberi kode ke camera person ontuk off in cameranya. Lalu doi melanjutkan dengan “Thanks for ur time!, enjoy” lalu dia ngeloyor.

gw masih ngejogrok di tempat berharap di wawancarai lebih mendalam, seputar Cinta Firi season6 kek, atau pandangan terhadap kasus Gayus Tambunan, atau apalah yang penting gw agak lamaan eksis dicamera.



Second Case:
(Di sebuah TK Inpres di bilangan Indramayu, tahun silam, hari pertama gw masuk sekolah, dengan suasana yang ramai oleh anak- anak berlarian dengan ceriahnya di taman bermain, walau sesekali terdengar jeritan tangis entah ketakutan untuk sekolah atau keinjek kaki ibunya)

Seorang keibuan yang berperawakan blasteran Megawati dan Megaloman, menghampiri gw, dan dengan ramah menanyai gw! ‘Hai nama kamu siapa?”

“Aku Khaerul Anwar”, gw menjawab dengan gaya menyerupai gaya imutnya Meisy – Ci..Luk..ba.. (Maaf ya gaya gaul trendi masakini gw adalah bakat dari lahir, cuma belakangan gaya dan bakat gaul gw mulai sirna gara-gara gw ditest oleh tabloid gaul siapa nama kakak Shiren Sungkar, dan gw gagal, Damn!)

“Hmmmm” sang ibu blasteran tadi menanggapi, waaahhh namanya kayak pujangga angkatan 45 ya! (gw melongo dan gak habis pikir apa itu pujangga angkatan 45, pada saat itu gw cuma tau kalau New Kids On The Block baru ngeluarin album baru dan Duran-Duran lagi promo tour)


Third Case:
Di sebuah high school ternama masih di bilangan Indramayu, pada pelajaran biology. Sang guru sedang menjelaskan ttg Basil dan sejenisnya, lalu dengan secara tiba2 sang guru menunjuk gw untuk menjawab pertanyaan babak rebutan (kenapa gw ditanya? Jawabanya belakangan diketahui kalau gw terlalu gaul di kelas (baca; berisik))

"Hai siapa nama kamu?!” (dengan nada semi ketus) “coba jelaskna proses perkembangbiakan mahluk bersel satu?”

"Nama saya Anwar pak, Khaerul Anwar", "Proses perkembangbiakan ……" Belum selesai gw menjelaskan, sang guru coment ttg nama gw dan bergumam membaca puisi “AKU”
Gw ilfil, muntah dan diare 3 minggu.

Kasus diatas adalah sebagian kecil dari kenapa orang selalu memadupadankan gw dengan sang pujangga Chairil Anwar. Ok fine nama gw memang mirip tapikan tetep aja beda, dan gw jg gak tau kenapa bokap gw pilih nama itu, mungkin pertimbangan weton kali ya!
Gw kudu menjelaskan secara akurat, tajam, komperhensif, dan terstruktur tentang perbedaan nama gw dengan nama sang pujangga, sempet kepikiran sih ngangkat topik
ini untuk topik skripsi gw, tapi gw urungkan takut pembimbing akademik gw alih propesi jadi pembimbing spiritual kayak AA Gatot Brajamusti. Gw jg sempet mau minta ganti nama jadi Imam S Arifin, atau Dayu AG, tp gw sadar akan lebih ribet nerangin ke orang2 perbedaan nama gw dg nama legenda dangdut 90an itu. Pun gw bukan asli garut jadi akan susah mengemban nama AG aka Asli Garut, like Dayu did.

Gw ahirnya putuskan menggunakan nama ANWAR YAZIDY sebagai nama popular gw, atas pertimbangan banyak hal, betul memang salah satunya adalah pertimbangan diatas. Tapi lebih karena gw udah konsul ke Suhu Yo perihal hoki, dan disetujui oleh Mamah Dedeh. so panggil saya Chiko, Thats it!

No comments:

Post a Comment